Foto ilustrasi.ist
Tanggamus--Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanggamus menegaskan bahwasanya peristiwa yang saat ini terjadi bukanlah bencana alam gelombang pasang Tsunami, akan tetapi fenomena alam air laut pasang.

Kabid Kedaruratan BPBD Tanggamus Adi Nugroho menjelaskan, gelombang pasang tsunami terjadi bilamana sebelumnya diawali dengan gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter (SR). Akan tetapi Kabupaten Tanggamus berdasarkan pantauan tidak terjadi gempa bumi.

"Ini bukan tsunami, melainkan hanya fenomena alam permukaan air laut naik yang biasa disebut ROB atau dalam bahasa masyarakat adalah banjir laut," kata Adi, Sabtu (23/12/2018).

Adi menjelaskan, Rob atau spring tide ini terjadi ketika posisi bumi, bulan dan matahari berada satu bujur garis kurus. Pada saat ini akan menghasilkan pasang dan surut air laut. Dan ini terjadi pada saat fenomena alam bulan baru dan bulan purnama.

"Memang saya pantau tadi masyarakat terutama pesisir pantai sudah panik. Dan info dari Limau juga memang beberapa rumah warga rusak tapi belum diketahui secara pasti. Saat ini seluruh warga Kecamatan Limau sudah mengungsi," jelas Adi.

Adi juga menjelaskan, kalaupun akan terjadi bencana tsunami pasca gempa bumi dengan skala tinggi. Pastinya alat detector tsunami yang sudah terpasang di taman terbuka hijau Kota Agung sejak beberapa tahun lalu akan berbunyi yang menandakan akan datang gelombang tsunami. Tapi ini tidak sama sekali, itu artinya info yang menggemparkan warga terkait tsunami tidak benar adanya.

"Kami himbau agar masyarakat Tanggamus khususnya daerah pesisir untuk tetap tenang. Kami akan infokan lebih lanjut," pungkasnya.(Yusuf)

Post A Comment: