Front Pemuda Nahdiyin Lampung saat jumpa Pers di Rumah Makan Kampung Bambu, Jumat (20/10). foto Pikiran Lampung
Bandarlampung- Langkah politik calon gubernur (cagub) Arinal Junaidi yang instan dinilai tak bertika.
 Sebab, pola –pola politik yang seperti makananan cepat saji tersebut, dinilai merusak pola kaderisasi dan tak memberikan pendidikan yang cerdas ke masyarakat.
Hal ini dijelaskan oleh Ketua Front Muda Nahdiyin Lampung, Een Riansah, saat menggelar jumpa pers di Kampung Bambu, Jumat (20/10/2017).
“Kita bukan tidak suka kepada Arinal Junaidi, itu hak dia mau mencalonkan diri. Namun cara –cara dia dan tim pemenangannya itu yang kita kritisi,”jelasnya. Misalnya kata Een, tiba –tiba muncul acara wayangan, jalan sehat dengan hadiah yang wah.”Kegiatan tersebut jelas pembodohan terhadap masyarakat. Karena, tujuan acara itu jelas bukan untuk menghibur namun untuk mencari dukungan saja,”tegasnya.
Politik seperti itu lanjut Een, di samping tidak mendidik juga merusak tatanan yang  ada terutama di tingkat akar rumput warga dan sebuah organisasi seperti NU. “Kami di NU misalnya, ada pola kaderisasi sampai tingkat akar rumput, dari yang muda hingga yang tua. Namun, jika mengacu kepada langkah politiknya Arinal yang langsung seperti instan tersebut jelas ini mengabaikan sistem dan aspirasi yang ada,”jelasnya. Sebab, lanjutnya, Arinal di tingkat pusat akan diberikan rekomendasi oleh Partai PKB. 
“Bila benar nantinya rekomendasi ke Arinal, maka ini jelas merusak sistem yang sudah ada. Dan membuat akar rumput NU kecewa. Sebab, bicara NU jelas bukan di PKB saja,”jelasnya. Selain itu, kata Een, PKB Lampung juga memberikan dukunganya bukan untuk Arinal.”Nah disini jelas ada hal –hal yang diabaikan. Harusnya rekomendasi itu diberikan dengan mempertimbangkan aspirasi arus bawah. Terutama dari kalangan muda,”jelasnya. Apa lagi ini kata Een, rekomendasi untuk seorang calon gubernur.

” Untuk itu kami berharap hal –hal itu menjadi pertimbangan partai untuk mengeluarkan rekomendasinya. Hal ini agar rekomendasi itu tidak menjadi sebuah lembar kertas yang sia-sia,”tegasnya. Untuk penyelenggara pemilu, baik Bawaslu maupun KPU agar terus mengawasi pola –pola sosialisasi terselubung, seperti yang diduga dilakukan oleh tim cagub Arinal Junaidi. “Kami juga berharap warga cerdas dan tidak terpengaruh dengan pola –pola politik sembago dan bagi gula seperti pilgub lalu,”tegasnya. Selain itu, menurut Een, partai politik harus memberikan pendidikan politik yang baik. Dan bukan semata-mata mendulang suara dengan proses transaksional.Dirinya bersama-sama anak santri Nahdlatul Ulama (NU) akan melakukan konsolidasi kepada kiyai-kiyai dipesantren-pesantren dan pengajian-pengajian.

 Pihaknya juga mengajak organisasi kemasyarakat lainnya dari Muhammadiyah, Hindu-Budha, Kristen dan lainnya untuk sama-sama bergerak konkrit memdorong etika dan moral politik jelang Pilgub dan pilkada tahun 2018 mendatang di Provinsi Lampung (wawan)     

Post A Comment: