Korban Hasanudin ketika akan dikebumikan. foto roni Pikiranlampung
Bandar Lampung-Diduga penggerbekan yang dilakukan lebih dari 10 oknum  yang belum diketahui indentitasnya menggunakan 4 mobil minibus berwarna hitam di rumah salah satu warga Waykandis Tanjungseneng, Bandarlampung, salah sasaran hingga mengakibatkan seorang kakek yang bernama Hasanudin (70) meninggal dunia.

Penggerbekan yang dilakukan di rumah Andre (25), warga Gg. Roso RT.12 Waykandis, Tanjungseneng tersebut, terjadi pada Senin (12/3) malam, sekira pukul 22.30 WIB, pada saat korban beserta keluarga sedang berada di rumah.

Andre (25) pemilik rumah yang digrebek oleh belasan orang yang tidak dikenal tersebut menuturkan, pada saat itu dirinya beserta istri dan orang tua perempuannya berada di dalam,  tiba-tiba pintu rumahnya ada yang mengetuk dengan kasar meminta dibuka, namun tanpa memberitahukan  siapa yang mengetuk pintu.

"Ada mengetuk pintu dengan kasar, minta dibuka, "buka-buka, kalau tidak saya dobrak ini pintu", kata Andre menirukan suara orang-orang tersebut, Selasa (13/3) di kediamannya.

Namun karena ketakutan pemilik rumah Andre beserta istri tidak mau membuka pintu rumahnya, dikarenakan orang yang menggedor pintu tidak menyebutkan siapa dan apa maksudnya ingin masuk ke rumahnya dengan membawa 4 kendaraan minibus dan belasan orang dengan menggunakan pakaian preman.

"Ia saya gak berani membukanya, karena tanpa Assalamuaikum dan menyebutkan darimana atau siapa, kami takutlah untuk membukanya," tukasnya.

istri andre menumjukan tempat orang 10 oknum masuk. 
Kunjung tak dibuka oleh pemilik rumah beberapa orang tersebut dengan paksa merusak kunci gembok pemilik rumah dan berhasil mendobraknya, sesampainya di dalam ruangan orang-orang tersebut mencari pelaku pencurian yang bernama Dian tanpa memberitahukan darimana maupun menunjukkan surat pengrebekan.

"Pintu ini didobrak, sampai di dalam orang-orang tersebut mencari nama Dian (pelaku pencurian,red), sambil memegang leher baju saya orang-orang tersebut menyuruh saya untuk mengakui bernama Dian, "kamu Dian kan, bukan pak saya Andre itu ada KTP Saya". Tetapi mereka tetap memaksa dengan menendang saya dan tangan saya sampai dijepit dipintu, dan sempat pula mengancam istri saya dengan  kata kasar dan juga menggunakan kata-kata  pelecehan," terangnya.

Menurut pengakuan korban Andre, belasan orang yang menggrebek tersebut dalam keadaan berbau minuman berakohol. Dan pihaknya juga menyayangkan tidak sempat melihat plat nomor kendaraan orang-orang yang tak dikenal tersebut.

Bahkan kata Andre rumahnya sudah dikelilingi oleh belasan orang tersebut dan sempat merusak papan bagian samping rumahnya. Bahkan juga setelah berada di dalam rumah, orang-orang tersebut sempat mengobrak-abrik semua isi rumah dan membawa beberapa barang berupa TV, Laptop dan Handphone alasan untuk barang bukti.

Karena untuk meyakinkan kalau orang-orang tersebut yang belum diketahui dari pihak kepolisian atau bukan memang benar akan membawa orang yang benar, sehingga orang-orang tersebut meminta pertolongan tetangga pemilik rumah yang bernama Hasanudin untuk memanggil RT setempat. Namun Hasanudin (korban meninggal, red) berinisiatif hanya memanggil wakil RT dengan berjalan kaki, tetapi wakil RT dilingkungan setempat enggan dipanggil oleh Hasanudin. Usai pulang dari rumah wakil RT Hasudin tiba-tiba jatuh ditengah jalan dan meninggal seketika. Seketika itu belasan  orang-orang yang akan melakukan penggrebekan tersebut dengan menggunakan 4 mobil minibus warna hitam meninggalkan lokasi dan meninggalkan korban meninggal dunia maupun pemilik rumah yang digrebek.

korban pemiliki rumah Andre dan istrinya. foto Roni Pikiranlampung.
Korban yang tewas akhirnya dibantu oleh warga sekitar dan dibawa kerumah duka. Hingga berita ini diturunkan korban  meninggal dunia telah disemayamkan. Namun puluhan orang yang melakukan pengrebekan tersebut belum diketahui, apakah dari pihak kepolisian atau lainnya. (Roni)

Post A Comment: