Bandarlampung-Jelang perhelatan akbar Asian Games yang akan di gelar di dua kota besar Jakarta dan Palembang  18 Agustus - 2 September 2018mendatang, taksi berbasis daring di Lampung khususnya Mitra PT Gojek Indonesia justru melakukan aksi mogok.
Koordinator aksi, Febi AR mengungkapkan keprihatinannya, sebab ditengah hiruk pikuk jelang perhelatan Asean Games tentu permintaan akan jasa angkutan akan semakin tinggi. Kendati demikian, kata Far --sapaan akrabnya-- hal tersebut tidak berbanding lurus dengan penghasilan para driver online. Itu sebabnya para driver melakukan aksi mogok.
Menurut Far, aksi mogok yang dilakukan pihaknya dipicu oleh kebijakan perusahaan yang menaikkan jumlah trip dan menurunkan jumlah insentif.
"Ya, kami sepakat untuk Offbid. Sampai ada kebijakan baru dari pihak aplikator," kata Far ditemui di bilangan Puncak Mas, Selasa 7 Agustus 2018.
Far menuturkan, pihaknya menyadari jika aksi mogok yang dilakukan bertentangan dengan semangat pemerintah untuk menyukseskan Asean Games 2018. Apalagi, Lampung adalah salah satu kota destinasi para tamu negara, baik atlit mau pun supporter dan tim dari negara-negara Asia.
"Pemerintah selalu memandang sebelah mata keberadaan kami. Karenanya kami melakukan aksi mogok ini. Kita lihat saja bagaimana jika tanpa taksi online," tegas Far.
Tidak hanya aksi mogok, lanjut Far, pihaknya juga akan menggelar aksi protes dengan melibatkan massa dalam jumlah besar. "Ini Kali ketiga aplikator mengeluarkan kebijakan yang merugikan driver  (mitra). Selama ini kami menerima dengan lapang dada. Untuk Kali ini kami merasa kebijakannya sudah tidak rasional. Maka kami akan melakukan aksi besar-besaran," tuturnya.
Terpisah, salah satu pengurus koperasi taksi online, Indra Syahreza mengatakan, pihaknya menyesalkan kebijakan aplikator yang dinilai hanya mementingkan keuntungan perusahaan tanpa memikirkan nasib para mitranya. 
"Kami ini Mitra, seharusnya diajak bicara terlebih dahulu sebelum mengeluarkan kebijakan. Ini udah tiga kali menaikan trip Dan menurunkan insentif, tanpa melibatkan mitra," ujar pria yang akrab disapa Reza ini.
Menurut Reza, kehadiran taksi online sebagai buah kemajuan teknologi tak bisa dielakkan. Apalagi kehadirannya dirasa cukup membantu setiap hajat pemerintah, baik didaerah terlebih di ibukota. Karenanya, pemerintah harus segera mengambil tindakan.
"Ya, pemerintah harus segera ambil tindakan untuk memanggil pihak aplikator. Karena, jika aksi mogok ini berlangsung lebih lama, tentu akan mengganggu Asian Games," kata Reza.
Lebih lanjut Reza mengatakan, selama ini driver sebagai mitra sudah cukup sabar dengan kebijakan penurunan insentif yang dilakukan aplikator. Padahal, kata Reza, para driver sebagai mitra telah banyak  membantu aplikator dengan menjadi alat promosi.
"Saat ini ketika masyarakat sudah mengenal Gojek kenapa driver yang dikorbankan? Kami merasa dihianati. Karenannya Kami meminta pemerintah Dalam hal ini gubernur dapat memanggil PT Gojek Indonesia," tegasnya. (**)

Post A Comment: