Lamsel (Pikiran Lampung
) -Institut Teknologi Sumatera (ITERA) menggelar wisuda langsung perdana selama pandemi Covid-19, dengan meluluskan sebanyak 300 lulusan program sarjana dalam Sidang Terbuka Institut Teknologi Sumatera Wisuda Periode ke-10 Tahun 2022, Sabtu, 26 Maret 2022. Dalam wisuda kali ini,  lebih dari 200 wisudawan beserta orang tua hadir di pelataran Gedung Kuliah Umum (GKU) ITERA, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Sebagian wisudawan yang berhalangan hadir secara langsung, tetap mengikuti prosesi secara dalam jaringan.

Dalam wisuda ke-10 tersebut, ITERA juga meluncurkan Mobil Desa Berbahan Bakar Minyak Sawit Murni karya ITERA atau diberi nama Combustion Engine Palm Oil Vehicle (CEPOV) ITERA 1. Mobil yang dibuat oleh tim dosen dan mahasiswa Program Studi Teknik Mesin ITERA ini memanfaatkan minyak nabati sebagai bahan bakar untuk menggantikan bahan bakar fosil.


 Selain itu, dalam wisuda kali ini juga turut disampaikan pidato secara daring oleh Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Laksana Tri Handoko, M.Sc., yang menekankan pentingnya aktivitas riset dan inovasi yang harus dilakukan seluruh sivitas akademika ITERA.

Dalam pidatonya, Rektor ITERA Prof. Dr.-Ing. Drs. Ir. Mitra Djalam, IPU., menyampaikan rasa syukur karena dapat menyelenggarakan wisuda secara langsung perdana selama Pandemi Covid-19. Hal ini tentunya dilakukan dengan melihat situasi yang semakin berangsung membaik. 

Rektor juga menyebutkan berbagai upaya penanganan Covid-19 dilakukan di ITERA dengan berkolaborasi bersama berbagai pihak. Seperti dalam upaya percepatan vaksinasi dosen, tenaga kependidikan hingga mahasiswa yang diadakan bersama Dinas Kesehatan Provinsi Lampung dan Kabupaten Lampung Selatan, hingga Kepolisian Daerah Provinsi Lampung. 


Dalam kesempatan yang sama, Rektor ITERA juga menyampaikan rasa bangga dan syukur atas pencapaian yang diraih para wisudawan yang dinilai tetap produktif meski dalam situasi pandemi yang sulit, hingga akhirnya dapat menyelesaikan studi dengan berbagai prestasi dan capaian.

“Kami yakin dengan berbagai bekal ilmu dan keterampilan yang saudara dapat dan tempaan yang telah suadara-saudara alami selama masa perkuliahan, menjadi bekal tersendiri untuk mampu memberi kontribusi yang besar dalam pembangunan negeri ini,” ujar Rektor.


Rektor berharap, lulusan ITERA bisa menjadi agen perubahan dengan ide – ide kreatif dan inovatif di bidang sains dan teknologi, sehingga dapat menjadi pemimpin – pemimpin masa depan yang mampu membawa perubahan ke arah lebih baik dan memiliki daya saing global dalam memajukan bangsa Indonesia khususnya Pulau Sumatera.

Sebagai bekal selama perkuliahan, Rektor menekankan ITERA berkomitmen mendukung dan melaksanakan Program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) sebagaimana yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Kegiatan MBKM dilakukan melalui berbagai bentuk kegiatan belajar di luar perguruan tinggi, di antaranya melakukan magang/ praktik kerja di industri atau tempat kerja lainnya, melaksanakan proyek pengabdian kepada masyarakat di desa, mengajar di satuan pendidikan, mengikuti pertukaran mahasiswa, melakukan penelitian, melakukan kegiatan kewirausahaan, membuat studi/ proyek independen, dan mengikuti program kemanusiaan. 


“Semoga dengan implementasi Program MBKM di ITERA secara maksimal, mampu meningkatkan kompetensi lulusan ITERA baik softskill maupun hardskill, sehingga mereka akan lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman,” ujar Rektor.

Kepada para wisudawan ITERA, Rektor kembali berpesan agar mereka dapat memaksimalkan kemampuan, potensi, dan keahlian yang didapat selama kuliah untuk memajukan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumatera dan Bangsa Indonesia pada umumnya. Untuk mewujudkan hal tersebut, menurut Rektor ITERA, sudah sepatutnya alumni ITERA kembali ke kampung halaman untuk membangun daerah asal masing-masing.

“Jangan pernah menyerah dalam berinovasi, terlebih saudara-saudara berada di era yang serba cepat berubah, dengan kemajuan teknologi.  Sebagai lulusan perguruan tinggi yang fokus di bidang sains dan teknologi, saudara-saudara harus mampu berinovasi guna menciptakan teknologi baru atau memberikan masukkan sesuai bidang keilmuwan yang dapat menjadi solusi atas permasalahan-permasalahan di masyarakat sekitar,” pesan Rektor.

*Budaya Riset dan Inovasi*

Sementara Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)  RI Dr. Laksana Tri Handoko, M.Sc., selain menyampaikan ucapan selamat kepada wisudawan yang disebut akan memasuki dunia baru yakni dunia karier dan profesional, dirinya juga menyampaikan pidato pentingnya membangun budaya riset dan inovasi. 


Di awal pidatonya, Dr. Laksana Tri Handoko, menyampaikan bahwa BRIN telah dibentuk sejak April 2021, dan saat ini telah menyelesaikan integrasi dengan seluruh lembaga penelitian di Indonesia. Dengan adanya integrasi tersebut BRIN semakin mampu mengkonsolidasikan berbagai sumberdaya yang dapat mendukung aktivitas riset dan inovasi yang ada di Indonesia. 

Sumber daya tersebut, baik sumber daya manusia, sumber daya infrastruktur, hingga anggaran riset. Dengan konsolidasi ini, BRIN akan dapat mendukung kegiatan riset dan inovasi yang dilakukan berbagai pihak, termasuk oleh dosen, hingga mahasiswa di perguruan tinggi seperti ITERA. 

“Kami mengundang para akademisi dan mahasiswa di ITERA, untuk berbondong-bondong mengikuti berbagai skema yang dibuka di BRIN, baik skema pengembangan SDM talenta riset dan inovasi nasional, atau berbagai fasilitas pendanaan riset,” ujar Laksana Tri Handoko.

Berbagai kegiatan lain juga dapat dilakukan dengan dukungan BRIN seperti uji klinis, ekspedisi, akuisisi pengetahuan lokal, dan pengujian produk inovasi pertanian dan kesehatan yang dapat diakses melakui laman pendanaan-risnov.brin.go.id 

Segala proposal pengajuan riset dan inovasi dapat dikirimkan secara daring, dan dibuka sepanjang tahun, dengan sleksi dilakukan secara berkala. Dengan proses sederhana dan berbasis online tersebut, menurut Laksana Tri andoko, diharapkan para periset, baik akademisi maupun non akademisi dapat mengakses dan melakukan aktivitas riset untuk merealisasikan kreativitas yang dimiliki. 

“Siapa saja bisa menjadi periset, Periset tidak harus akademisi, akan tetapi akademisi itu harus menjadi periset,” diapa saja baik siswa, mahasiwa, dan semua profesi bisa melakukan riset. Sebab riset adalah aktivitas generic yang berbasis pada kreativitas personal.” Ujar Laksana. (Humas/napi)

Post A Comment: