Jakarta (Pikiran Lampung) -  Bank Indonesia Provinsi Lampung juga turut menyelenggarakan kegiatan peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2023., seturut dengan gelaran yang sama di tingkat pusat. 

Hadir dalam kegiatan itu Gubernur Lampung Arinal Djunaedi dan jajarannya. 
Dimana, dalam kesempatan itu, Pihak Pemprov Lampung dan Bank Indonesia berkomitmen untuk menjaga pengendalian inflasi daerah dan kebangkitan Ekonomi Lampung dan nasional. 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Junanto Herdiawan menyampaikan apresiasi atas sinergi lintas instansi melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), terlaksananya Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) menghadapi tekanan inflasi pangan, serta terus didorongnya Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) untuk meningkatkan digitalisasi daerah.

 Sementara itu, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menyampaikan komitmen Pemerintah Provinsi dalam menjaga inflasi khususnya terhadap komoditas volatile foods.

Untuk mencapai tujuan tersebut, dia  berharap peningkatan kualitas data dan rekomendasi TPID yang lebih konkrit, penyediaan pasokan cabai dan bawang yang stabil, serta meningkatnya pembiayaan ke petani di desa untuk meningkatkan produktivitas pangan. 

Untuk diketahui Bank Indonesia menyelenggarakan Peluncuran Laporan Perkonomian Indonesia (LPI) 2023 yang digelar secara hybrid di DKI Jakarta, (31/01/24).

Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam rangka mewujudkan transparansi pelaksanaan kebijakan Bank Indonesia kepada publik. LPI 2023 mengangkat tema “Sinergi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Nasional”, dan mengulas mengenai evaluasi pelaksanaan kebijakan Bank Indonesia pada tahun 2023, serta arah kebijakan dan sasaran yang ingin dicapai pada 2024.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan, bahwa perekonomian Indonesia 2023 tetap berdaya tahan dan tumbuh baik, di tengah tantangan gejolak perekonomian dunia. Lebih lanjut, beliau menyampaikan 3 pelajaran penting pada tahun 2023. Pertama, perekonomian nasional yang tetap berdaya tahan tidak terlepas dari kuatnya sinergi bauran kebijakan ekonomi nasional antara Pemerintah dan Bank Indonesia.

Kedua, konsistensi Bank Indonesia dalam mengawal perekonomian. Ketiga, inovasi dalam merumuskan respons bauran kebijakan.

Mencermati tantangan perekonomian ke depan, sinergi kebijakan pada tahun 2024 akan diarahkan utuk memitigasi dampak negatif rambatan global dan menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional.

Menanggapi tantangan tersebut, terdapat 5 (lima) arah sinergi respons kebijakan. Pertama, penguatan koordinasi kebijakan fiskal Pemerintah dengan kebijakan moneter dan makroprudensial.

Kedua, penguatan kebijakan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Ketiga, sinergi kebijakan akselerasi digitalisasi untuk mempercepat inklusi ekonomi dan keuangan.


Keempat, sinergi kebijakan untuk perluasan hilirisasi minerba ke sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan. Kelima, kebijakan perluasan perdagangan dan investasi ke negara sumber pertumbuhan ekonomi dunia ke depan.

Post A Comment: