ilustrasi. ist
PROSES seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Lampung diindikasi terdapat kecurangan peserta seleksi kualifikasi SMA sederajat.

Salah Seorang peserta (GR) merasa dicurangi setelah melewati tiga tahap test yakni seleksi berkas, seleksi dasar (sistrm online) dan terakhir test samapta di Pusat Kegiatan Olahraga (PKOR) Wayhalim.

Di test samapta itulah GR merasa ada indikasi kuat terjadi kecurangan oleh panitia. Diduga ada penambahan nilai dari beberapa test. Ia mencontohkan ada peserta yang hasil lari keliling lapangan tak sampai 4 putaran, tetapi di hasil akhir ditulis panitia jadi 5 putaran.

"Kemudian pull up, ada peserta yang badannya nggak naik tapi ditulis 9 kali. Ada juga hasil pish up hanya 25 kali, ditulis panitia jadi 35 kali. Ini menurut saya karena dia titipan orang dalam," kata GR saat berkunjung ke Ruangan Media Center, Balai Keratun, Selasa (24/10).

Hal ini kata dia, sangat mudah diketahui lantaran para peserta dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap 1 kelompok saling mengetahui capaian teman-temannya di kelompok tersebut.

"Makanya hasil waktu test tidak sesuai dengan hasil pengumuman akhir. ada yang nilainya dinaikkan tapi ada juga yang dirugikan. Satu teman saya jarak larinya 2.400 meter, tetapi ditulis panitia 240 meter. ini juga sudah diprotes," kesalnya.

Ia mengungkapkan, indikasi kecurangan ini sudah dilaporkan kepada pihak panitia di Kanwil Kemenkumham Provinsi Lampung. Namun bukannya ditindaklanjuti, pihak panitia malah menantang balik GR untuk menunjukkan bukti adanya pelanggaran.

"Saya ditanya mana buktinya, saya sudah jelaskan tapi mereka minta bukti otentik. Jadi hal ini saya laporkan langsung ke Kemenkumham pusat. saya kirim email langsung terkait dugaan peserta titipan ini," pungkasnya.

Menanggapi hal tersebut, Humas Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Lampung, Erwin Setiawan justru meminta melaporkannya langsung ke panitia di PKOR Way Halim.

“Kalau ada indikasi kecurangan yang diduga dilakukan panitia dalam pemberian nilai, harusnya peserta langsung protes di lokasi dengan menemui panitia di sana," ujar Erwin melalui sambungan telepon. (gis/tm)

Post A Comment: