Anggota DPRD Bandar Lampung. Yuhadi. foto ist 
BANDAR LAMPUNG- Arogansi oknum politisi Golkar, Yuhadi, terhadap wartawan berbuntut panjang. Para wartawan melaporkannya ke Badan Kehormatan (BK) DPRD Kota Bandar Lampung, Senin (6/11/2017). Ketua BK DPRD Kota Bandar Lampung, Agusman Arief, menerima laporan tersebut.
Ketua BK DPRD Bandar Lampung, Agusman Arief mengatakan, pihaknya akan mempertemukan kedua pihak baik wartawan maupun Yuhadi sebagai terlapor di forum resmi. Ini guna mencari titik temu untuk menyelesaikan masalah.
“Secara resmi laporan ini telah kami terima. Jika ada disharmonisasi, disnya kita hilangkan jadi harmonis. Bila ada miskomunikasi, misnya kita hilangkan jadi komunikasi,” kata Agusman Arief, Senin (6/11).
Legislator Partai Demokrat ini mengatakan, tak ingin polemik itu berkepanjangan, apalagi sampai merusak citra DPRD. “Kita ingin masalah ini selesai, lembaga ini jangan sampai citranya tak baik. Kita tak ingin karena nilai setitik rusak susu sebelangga,”  tegasnya.
Koran ini sebelumnya memberitakan, Rabu (1/11),  Komisi III DPRD Bandar Lampung  mendatangi lokasi pembangunan proyek flyover Mal Boemi Kedaton di Jalan Teuku Umar –Zainal Abidi Pagar Alam. Kehadiran anggota Komisi III, guna menindaklanjuti  temuan keretakan konstruksi dinding beton flyover MBK.
Sayangnya dalam sidak yang dihadiri Ketua  Komisi III Wahyu Lesmono Sekretrais  Achmad Riza, anggota Dedi Yuginta, Wiwik Anggraini, dan pejabat dinas PU Kota  sempat terjadi ketegangan. Pasalnya, Yuhadi salah satu anggota komisi III berang  kepada wartawan.
Kemarahan Yuhadi  lantaran pernyataan yang dimuat di beberapa media cetak dan online terkait kata-kata “besi banci” (besi non-SNI) pada pembangunan proyek flyover MBK. Dia mengaku tak pernah melontarkan pernyataan penggunaan besi banci  pada proyek flyover MBK.
“Mahal  jengkol gua ini. Satu miliar lebih gua keluar duit,  jadi dewan ini. Berantem  juga gua ini mau. Gua juga preman,” ujar Yuhadi sambil menyebut salah satu nama wartawan yang hadir di lokasi sidak.
Dia meminta sebelum memberitakan, wartawan memahami konteks dan pengetahuan mengenai konstruksi, sehingga apa yang ditulis, dan diangkat di pemberitaan tak membuatnya malu.
“Namanya besi  ukuran 13 ke atas tak ada besi banci (non-SNI), kalau ukuran 13 ke bawah itu ada. Gini-gini gua mantan kontraktor, malu gua sebagai anggota dewan,  kalau komentar besi banci. Mana ada flyover pakai besi banci,” ucapnya. (ron/wan)

Post A Comment: