![]() |
foto ist |
Pembangunan SDM merupakan cara agar pembangunan bisa berkesinambungan dan memberikan efek jangka panjang yang sangat tepat bagi perkembangan pertanian Lampung, ujar Ridho ketika terakhir kali berkunjung ke Polinela Senin malam (12/2/2018), awal Februari lalu.
Kunjungan Ridho sekaligus menunjukkan komitmennya kepada masa depan anak petani, yaitu dengan menambah kuota beasiswa anak petani yang mengenyam pendidikan di Polinela. Kuota beasiswa ini sejak era kepemimpinan Ridho terus bertambah setiap tahun. Tahun lalu sedikitnya 125 anak mendapatkan beasiswa. Ke depan beasiswa ini akan ditambah menjadi 150 sampai 200 anak, kata Ridho.
Sosok Ridho Ficardo tidak saja disegani di kalangan intelektual dan praktisi pertanian Lampung, tetapi juga mengundang decak kagum. Sebab, pemimpin muda ini mau belajar dan menghormati sejumlah tokoh pertanian Lampung. Di awal kepemimpinanya, sejumlah tokoh pertanian yang berskala nasional terus dimintai sumbangan tenaga dan pikirannya oleh Ridho. Salah satunya, Wakil Gubernur Lampung periode 2009-2014 M.S. Joko Umar Said. Dalam sejarah dirintisnya bea siswa anak petani, sosok Joko Umar Said memegang peran besar barsama tokoh pertanian Lampung lain, seperti Zainal Mutaqin (mantan Direktur Polinela) dan I Made Suwetja, ketua Ikatan Pensiunan Penyuluh Lampung.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnZqRW-pakW5eMPaJ8Kb3wUhrBQ95awCvdlFQNI08NWyt4EaBLqLerG_qG2qsyeEO3cCo64oLsqazQ1NqC53l2fWysP0yvJwVoKnqA5nUntpSTMhzTxZk0F0p3CIDIqmZg6HpLq8ENZ9Cm/s320-rw/petani-ridho.jpg)
Pernyataan Ridho mengundang rasa hormat dari kalangan anak petani sendiri. Pemimpin muda Lampung ini dianggap kalangan anak petani sebagai sosok teladan. "Sebab Pak Ridho itu besar di areal perkebunan. Dia sangat paham dengan kami anak petani," ujar seorang mahasiswa Polinela dalam sebuah acara Rembug Tani.
Bukan hanya itu, kejadian di SMK Pertanian Pembangunan (SMK PP) Lampung di Hajimena, Natar Lampung Selatan, terasa lebih menunjukkan lagi peranan Ridho. Sekolah yang sebelumnya seperti (maaf) "kapal pecah" dan serba darurat mendapat perhatian dari Ridho. Dia meminta agar sekolah ini kembali ke lokasi yang dikenal sebagai Badan Diklat Provinsi Lampung yang lokasinya ke arah Tegineneng. Apa yang dilakukan Ridho membuat terharu para guru dan kepala sekolah. Betapa tidak. Sekolah yang tak memiliki ruang kepala sekolah dan becek jika hujan ini disulap menjadi sekolah yang layak. Saking bahagianya, para guru dan kepala sekolah menamakan gedung belajar di sekilah ini dengan nama Gedung Belajar Muhammad Ridho Ficardo.
Keteladanan Ridho tidak saja menginspirasi anak-anak petani, tetapi juga membangkitkan semangat untuk mencintai pertanian. Sebab, seperti diketahui, regenerasi pertanian menghadapi tantangan besar. Bahkan, Pemerintah merasakan ada kekhawatiran jumlah SDM pertanian akan menurun. Hal ini disebabkan peminat pertanian di generasi muda sangat rendah. Di pedesaan banyak anak muda yang bekerja di sektor industri di Jabodetabek. Oleh sebab itu, untuk menjaga kesinambungan pertanian di pedesaan, Ridho yang terus mendapatkan ilmu pengetahuan dari M.S. Joko Umar Said mengambil kebijakan agar generasi muda terus dididik atau disekolahkan pertanian. Upaya Ridho berhasil. Regenerasi SDM pertanian bahkan diadposi oleh Pusat untuk dikembangkan. (TIM)
Post A Comment: