Lamsel- Sejak beberapa hari ini warga di beberapa wilayah di Provinsi Lampung terus kesulitan untuk mendapatkan Elpiji 3 kilogram. Terutama di wlayah Bandarlampung dan Lampung Selatan serta beberapa daerah lainnya. 

Dari informasi yang ada, Elpiji 3 KG saat ini  sulit didapatkan pada sejumlah daerah di Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel), sehingga dikeluhkan warga pengguna bahan bakar gas tersebut.

Menurut warga setempat, di Kalianda, Sabtu, kondisi itu diperparah tingginya harga gas bersubsidi tersebut yang mencapai Rp25.000 hingga Rp30.000. Sementara, harga eceran tertinggi (HET) hanya Rp18.000. Hal yang sama juga di alami warga di daerah Sabah Balau Kecamatan Tanjung Bintang Lampung Selatan. "Udh hampir 10 hari ini bng elpiji 3 kg sulit didadapat, kalaupun ada harganya sangat kurang bersahabat," tegas Agus salah satu pemilik warung di daerah tersebut. Hal yang sama juga dikeluhkan oleh warga Sabah Balau. " Saya sudah mencari Gas Elpiji ini cukup jauh bng, ini baru saja dapat, tapi harganya gak normal," keluh Denis warga setempat. 

Menyikapi hal itu, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Lamsel Nanang Ermanto telah memanggil Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) beserta instansi terkait, di ruang kerjanya, Jumat (14/9).

Menurut Nanang, kelangkaan elpiji 3 kg itu disebabkan sikap Pertamina sebagai pemasok yang kurang tegas dalam memberikan sanksi pada agen atau pangkalan yang melakukan `permainan` harga dan distribusi gas bersubsisdi tersebut.

"Harus ada sikap tegas terhadap oknum yang bermain di balik kelangkaan ini, sehingga tidak terus-menerus terjadi. Makanya perlu dievaluasi agen dan sistemnya," ujar Nanang.

Nanang juga menilai, kelangkaan dan mahalnya epliji 3 kg merupakan masalah klise yang terjadi setiap tahunnya.

"Jadi, harus ada evaluasi dan efek jera untuk agen atau pangkalan yang nakal, bila perlu cabut saja izinnya," kata Nanang pula.(ant/p1) 

Post A Comment: