Bandarlampung (Pikiran Lampung
) – Problem dari Program Kampus Merdeka, Merdeka Belajar (MBKM) adalah output dari institusi pendidikan bisa dipakai oleh dunia usaha dan dunia industri (DUDI) tetapi tidak terampil. 

Hal itu dikatakan Thaha Ayub, mewakili UMKM dari PT Telkom Energi Indonesia, pada Forum Group Discussion (FGD) Pengembangan Project Based & Case Base Learning (Pembelajaran berbasis proyek Dan berbaasis masalah) sesuai dengan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI), UMKM, Lembaga Riset, dan Instansi terkait secara daring, yang digelar Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya, Kamis (16/12/2021).

“Forum Group Discussion (FGD) ini bisa lebih fokus ke outcome jangka panjang untuk bersifat intangible. Saat pandemi ini terjadi akselerasi dari dunia nyata dan digital. Saya harap hasil dari FGD ini untuk menjadi trigger solusi baik dari UMKM, DUDI maupun dunia pendidikan,” kata Thaha Ayub.


Mewakili UMKM dari PT Telkom Energi Indonesia Thaha Ayub mengucapkan terima kasih kepada IIB Darmajaya untuk undangan FGD. Dia mengatakan FGD yang diinisiasi oleh IIB Darmajaya dapat menjadi triger solusi dari DUDI, UMKM dan dunia pendidikan.  “Saya tahun 2017 memberikan masukan terkait sinkronisasi kurikulum yang diterapkan dunia pendidikan agar tepat sasaran dalam kesempatan FGD lain,” kata dia.

Thaha Ayub berharap hasil dari FGD dapat direalisasikan dan dirasakan manfaatnya oleh perusahaan. “Karena dengan penyediaan SDM dari perguruan tinggi yang sejalan dengan DUDI akan memudahkan untuk langsung pakai,” imbuhnya.

Sementara, Rektor IIB Darmajaya Dr. Ir. H. Firmansyah Y. Alfian, MBA., M.Sc., mengatakan selamat kepada Kaprodi TI dan tim atas terselenggaranya kegiatan ini. “Saya menyampaikan harapan-harapan tentang kegiatan MBKM bagaimana kita merubah mindset dan cara berpikir dosen,” ungkapnya.

Tadi, lanjut Rektor, yang disampaikan oleh mitra juga bagian dari curahan hati pengusaha. Dimana, kita meluluskan alumni untuk bisa bekerja tetapi tidak terampil dan harus diberikan pelatihan. 

“Sehingga, muncul-lah Program MBKM untuk membuat perubahan. Suka tidak suka kita harus berubah. Dengan MKBM ini kampus yang tidak mau merubah pembelajaran maka lulusannya akan tidak siap pakai di dunia kerja,” kata Firmansyah.

Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI) Wilayah II-B Lampung ini mengatakan dari FEB dapat mempelajari keilmuan dari Fakultas Ilmu Komputer sesuai dengan Program MBKM. 

“Dosen tidak hanya memberikan pengajaran tetapi juga menjadi mentor mahasiswa untuk memiliki keterampilan yang sesuai dunia kerja. Mudah-mudahan dengan adanya perubahan ini juga akan membuat lulusan terserap lebih baik lagi oleh DUDI maupun dapat berwirausaha,” kata dia.

Dia juga menjelaskan, selama ini, telah menjalin kerja sama dengan Apindo Lampung untuk menyerap alumni IIB Darmajaya. “Kehadiran bapak dan ibu dapat  memperbaiki khasanah dan wawasan kami untuk menghasilkan lulusan yang diinginkan oleh DUDI, UMKM dan instansi terkait,” kata Firmansyah.

Dalam FGD juga turut dihadiri PT Telkom Energi, Tunas Honda, Agate, Chandra Superstore, Lahan Sikam, DJ Corp, dan perwakilan stakholder lainnya. Setiap perwakilan memberikan masukan dalam FGD Pengembangan Project Based & Case Based Learning Sesuai dengan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI), UMKM, Lembaga Riset, dan Instansi terkait. (**)

Post A Comment: