Jakarta (Pikiran Lampung
) - Suara dan
semangat mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gator Nurmantyo tetap tinggi serta bersemangat, terutama ketika menyampaikan kondisi bangsa saat ini. 

Dimana, Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo blak-blakan mengungkapkan ada satu hal berbahaya yang ada di negara Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan Gatot Nurmantyo saat memberikan sambutan bedah buku karya Gde Siriana berjudul Keserakahan di Tengah Pandemi,  baru -baru, seperti dikutif dari lamann Warta Ekonomi. 

Bahaya tersebut menurut Gatot Nurmantyo, bisa membuat generasi penerus yang harus menanggung akibatnya. 

"Bila demokrasi lenyap, lenyap pulalah Indonesia Merdeka. Kondisi saat ini sangat berbahaya," tegas Gatot Nurmantyo.

Mantan Panglima TNI itu, lantas mengutip pernyataan proklamator Mohammad Hatta di era 1960-an, demokrasi bahkan menjadi salah satu penentu bertahannya Indonesia Raya.

Gatot Nurmantyo pun menyambut baik dan mengapresiasi karya tulis Gde Siriana yang menjelaskan kepada publik tentang keresahan atas demokrasi di Tanah Air.

"Yang saya sampaikan tadi, kegagalan demokrasi inilah yang menyebabkan kondisi kita sekarang ini dililit utang yang sangat besar," jelas Gatot Nurmantyo. 

Selain itu, Gatot Nurmantyo menyebut kondisi saat ini yang harus menanggung adalah generasi yang akan datang. " Tentu yang bayar bukan saya, tetapi anak-anak dan cucu-cucu kita nantinya," ungkapnya.

Dalam acara bedah buku dan diskusi daring tersebut, Gatot Nurmantyo menilai, demokrasi sejatinya menjadi tonggak penting bagi bangsa Indonesia untuk bisa tetap bertahan saat ini dan ke depan.

"Demokrasi di Tanah Air sedang tidak baik, bahkan cenderung merosot," tegas Gatot Nurmantyo.

Gatot Nurmantyo memang kerap melayangkan kritik terhadap pemerintah. Beberapa waktu yang lalu, Gatot Nurmantyo juga mengatakan negara Indonesia masih seperti berjalan di tempat seperti pada masa Penjajahan Belanda.

Menurut Gatot Nurmantyo, pemerintah dan DPR hari ini sangat berpihak pada kepentingan segelintir kaum elite yang sama sekali tidak dirasakan oleh rakyat.

"Negeri ini diproklamasikan bukan untuk memanjakan segelintir orang kaya, kalau begini sama saja kita merdeka tapi masih ada VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), ini permasalahanya,"tandasnya. (WE/p1) 

Post A Comment: