Opini

Oleh: Muhamad Basyrul Muvid, M.Pd

(Dosen Universitas Dinamika Surabaya)


Pendidikan tidak boleh berhenti untuk berbenah dan berkembang sesuai kebutuhan zaman. Pendidikan di sebuah negara tidak akan bisa bersaing secara global manakala sistem dan model pendidikannya klasik atau menutup diri akan perubahan. Jalan untuk “menggugah” dunia pendidikan untuk berbenah ialah dengan melakukan “reformasi” ke arah yang lebih baik, salah satunya ke model pendidikan transformatif.

Reformasi pedidikan perlu digalakkan atau dilakukan demi meng-update manajemen, sistem, kegiatan pembelajaran maupun output dari pendidikan itu sendiri. Reformasi pendidikan ke arah model pendidikan transformatif sebagai langkah atau terobosan besar untuk menjadikan pendidikan sebagai “garda” terdepan dalam mendesain sumber daya manusia yang unggul, kompetitif dan produktif sebagaimana tantangan zaman saat ini. Transformasi digital yang begitu cepat, didukung dengan kebutuhan masyarakat yang beragama, persaingan semakin ketat dan dunia pun semakin kompetitif, maka sumber daya manusia harus dikuatkan. Pendidikan sebagai “gudang” dan “pabrik” bagi SDM sebuah bangsa, harus dibenahi. Jika tidak maka pendidikan akan “gagal” melahirkan SDM yang unggul sebagaimana tuntutan zaman yang ada.

Pendidikan transformatif sebagai model pendidikan yang dinamis, adaptif dan integratif. Pendidikan yang secara pembelajaran menggabungkan semua aspek mulai pengetahuan, sikap dan keterampilan. Mensinergikan sumber belajar baik offline maupun online, menggabungkan beberapa metode dan strategi yang revelan dan sesuai materi, mengsinergikan aspek penilaian yang komprehensif, kemudian menintegrasikan beberapa media pembelajaran baik yang klasik maupun modern, online maupun offline. Kemudian, pendidikan yang menyiapkan lulusannya tidak hanya cakap secara intelektual, baik budi secara sikap tapi kreatif dan inovatif secara keterampilan. Lulusan yang melahirkan karya (outcame), bukan hanya lulusan yang “didewakan” oleh nilai atau angka-angka yang fantastis. 

Pendidikan transformatif juga mengubah manajemen dan sistem ke arah yang lebih konstruktif untuk bisa dipublikasikan di masyarakat sosial. Manajemen yang tidak hanya fokus pada tatanan nilai dan prestasi, juga pada penguatan karakter dan kreativitas (keterampilan), sistem pendidikan yang diwujudkan dalam bentuk kurikulum yang tidak hanya berisi untuk menjadikan siswa-siswa pintar dan cerdas, tapi juga siswa-siswi yang kompetitif dalam segi inovasi. Siswa-siswi yang bis aini itu, bukan mereka yang hanya bisa bicara A sampai Z. Artinya, semuanya harus mengarah siswa-siswi itu bisa apa, melahirkan apa, menyuguhkan apa. Dalam arti yang bisa dirasakan oleh orang lain dan disaksikan. Hal ini sebagai wujud untuk mendorong lulusan pendidikan khususnya di Indonesia untuk berbuat dan berperan sebagai subjek (produsen), bukan objek (konsumen).

Hal ini dikuatkan oleh Hudayah Latuconsina (2014) bahwa pendidikan tidak bisa lepas dari tanggungjawab sosialnya. Ia sebagai wadah mendidik dan melahirkan genarasi bangsa yang akan melanjutkan pembangunan Indonesia. Dengan demikian, pendidikan transformatif sebagai salah satu jalan alternatif untuk “menggugah” model pendidikan sebelumnya untuk “bertransformasi” sesuai tantangan dan tuntutan zaman (Eva Dewi, 2019).

Pendidikan saat ini tidak bisa hanya melahirkan lulusan yang intinya “lulus”, atau siswa-siswa yang intinya “masuk tiap hari” dan lain sebagainya. Pendidikan harus bagaimana siswa-siswi ini tidak hanya lulus tapi siap bersaing dan mampu berkarya, kemudian siswa-siswi yang tidak hanya berangkat dan pulang. Tapi, mereka di sekolah atau madrasah mampu berbuat dan berkarya. Tentu, semuanya harus berperan dan bersinergi antara Kepala Sekolah, guru, siswa-siswi, dan orang tua dengan dukungan elemen masyarakat setempat.


Pendidikan transformatif menjadi dasar terwujudnya pendidikan yang terbuka dan integratif. Tentu model pendidikan tersebut harus diimbangi dengan sistem dan manajemen yang senada serta sepadan. Sistem pendidikan yang tidak hanya berputar pada lulusan tapi capaian serta produktivitas mereka, sehingga saat mereka keluar (lulus) mereka benar-benar punya keahlian, paling tidak mereka mengetahui akan kompetensinya sehingga tidak terjadi sebuah problem disaat mereka sudah keluar dari sekolah atau perguruan tinggi.

Transformasi digital harus diimbangi dengan transformasi pendidikan untuk bisa tetap bertahan dengan baik. Apa yang menjadi tuntutan dari digitalisasi maka “wajib” hukumnya diamini oleh dunia pendidikan, guna menyelamatkan siswa-siswi atau mahasiswa dari ketertinggalan. Bukan hanya menjadi lembaga pendidikan yang “asal” mendidik dan meluluskan. Karena lembaga pendidikan punya tanggungjawab sosial, bukan saja intelektual dan moril. Tanggungjawab sosial ini nampaknya harus dikuatkan di lingkungan sekolah maupun kampus agar lebih fokus ke sini. Demi terwujudnya sumber daya manusia yang benar-benar unggul dan diakui kepakarannya oleh orang lain.

Adanya model pendidikan transformatif akan mengeksplorasikan segala kemampuan siswa-siswa atau mahasiswa, kemudian ditindak lanjuti dan dikembangkan. Oleh sebab itu, diperlukan peran guru dan lembaga untuk mengawal hal tersebut. Tidak dibiarkan berjalan sendiri-sendiri. Ini juga pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan. Artinya, lembaga pendidikan bukan hanya sebatas “ruang” menularkan ilmu, tapi juga “ruang” mengembangkan ilmu dan “memompa” berbagai kompetensi atau potensi siswa-siswi (atau mahasiswa). Sehingga, yang diajarkan bukan hanya sebatas konsep maupun teori, tapi praktik dan mekanismenya.

Dengan demikian, pendidikan transformatif harus menjadi solusi atas ketimpangan dan ketertinggalan dunia pendidikan di Indonesia untuk menuju level pendidikan yang mendunia demi mempersiapkan sumber daya manusia yang benar-benar unggul, kompetitif dan produktif sehingga mampu memberikan kontribusi yang nyata bagi negara, masyarakat dan dunia.  Berikut peta konsep dari model pendidikan transformatif yang penulis desain. 

Biodata Penulis

Muhamad Basyrul Muvid adalah dosen tetap agama Islam di Universitas Dinamika Surabaya

Jl. Kedung Baruk 98 Rungkut Surabaya

muvid@dinamika.ac.id



Post A Comment: