Malang (Pikiran Lampung) - Awan gelap menyelimuti kompetisi sepakbola Indonesia. Ratusan nyawa melayang karena terinjak dan kehabisan nafas saat pertandingan Arema Vs Persebaya. 

 Sebuah insiden di Stadion Kanjuruhan, Malang, setelah pertandingan Sepakbola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022), menjadi lembar kelam baru dalam persepakbolaan Indonesia. Dan dunia sepakbola Indonesia dirundung duka yang mendalam. 

Hal ini disebabkan kericuhan tak terelakkan di stadion yang menjadi markas Arema FC itu. Aremania turun ke lapangan setelah tim kesayangan mereka kalah dari rival bebuyutannya Persebaya, seperti dikutif dari laman Bola.com

Situasi yang tidak kondusif memaksa petugas keamanan untuk bertindak. Alhasil, kericuhan dan kepanikan terjadi, terutama di area tribune Stadion Kanjuruhan.

Dari pengamatan awakn media di Kanjuruhan, banyak korban yang berjatuhan, baik karena sesak napas maupun karena terinjak-injak. Setiap ruang hingga pintu keluar stadion, banyak korban yang tergeletak, dan beberapa di antaranya tidak lagi bernapas.

Ketika wasit meniup peluit panjang tanda pertandingan berakhir, suasana masih tergolong kondusif. Hanya saja para pemain Persebaya Surabaya memang langsung berlari ke dalam ruang ganti sebagai langkah antisipasi terhadap sesuatu yang tidak diinginkan.

Sementara itu, para pemain Arema FC berjalan ke tengah lapangan seperti yang biasa mereka lakukan. Mereka bermaksud memberikan penghormatan kepada Aremania yang telah memberikan dukungan penuh di Stadion Kanjuruhan meski pada akhirnya Singo Edan harus kalah.

Namun, saat itu sudah ada beberapa Aremania yang masuk lapangan. Mereka tidak melakukan aksi yang anarkis tapi jsutru menghampiri para pemain Singo Edan. Ada yang memeluk Sergio Silva, ada pula yang berbicara dengan kapten tim, Ahmad Alfarizi.

Namun, situasi mulai tak dapat dikendalikan. ketika seorang Aremania masuk lapangan sambil berlari membawa bendera Persebaya Surabaya yang dicoret.

Kemudian aksi itu diikuti oleh Aremania lainnya yang masuk ke dalam lapangan dan jumlahnya makin banyak.

Personel keamanan pun melakukan tindakan dengan mengamankan para pemain Arema FC untuk masuk ke ruang ganti stadion. Hal itu menjadi prioritas karena mulai ada lemparan botol kemasan air mineral yang ditujukan kepada tim Arema FC.

Setelah itu, para petugas kemanan berupaya menghalau Aremania agar tidak makin banyak yang turun ke lapangan. Sayangnya, petugas kepolisian, TNI, dan steward yang ada kalah jumlah dari para suporter yang turun ke lapangan. Tak sanggup mengendalikan keadaan, tembakan gas air mata pun jadi opsi yang diambil.

Langkah tersebut justru menimbulkan insiden yang lebih besar. Banyak Aremania yang menjadi korban. Informasinya, beberapa gas air mata ditembakkan ke arah tribune dan membuat kepanikan makin besar.


Dari insiden tersebut, banyak korban yang jatuh karena terinjak oleh suporter lain yang panik dalam situasi tersebut. Ada pula yang jatuh karena sesak napas akibat gas air mata. Minimnya ketersediaan air buat membasuh muka memperparah keadaan.

Para jurnalis dan fotografer yang bertugas meliput pertandingan tersebut pun diamankan dan diarahkan untuk menuju ke ruangan di dalam stadion

Dan hampir di setiap jengkal ruangan pintu keluar Stadion Kanjuruhan, ada Aremania yang tergeletak. Beberapa di antaranya sudah tidak bernapas lagi.

Sampai pukul 23.40, beberapa korban masih tergeletak di pinggir lapangan dan pintu keluar. Begitu banyak korban membuat tenaga medis yang ada tak bisa mengatasi semuanya, akhirnya beberapa korban tak tertangani.

Selain itu, ada dua mobil kepolisian yang rusak dan terbalik di area Stadion Kanjuruhan.

 Insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, setelah laga pekan ke-11 BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam WIB, membuat PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) memutuskan untuk menghentikan sementara roda kompetisi.

Arema FC mengalami kekalahan 2-3 saat menjamu Persebaya Surabaya dalam laga pekan ke-11 BRI Liga 1 bertajuk derbi Jatim di Stadion Kanjuruhan. Kekalahan dari rival bebuyutan tersebut berbuntut panjang. 

Dimana, PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) merespons cepat insiden tersebut. Operator kompetisi sepak bola di Indonesia itu mengambil keputusan untuk menghentikan sementara roda kompetisi BRI Liga 1 2022/2023. (Bola.com/P1


Post A Comment: