Bandarlampung (Pikiran Lampung) -  Dugaan tender proyek RSPTN Unila bermasalah terus menghangat dan seru. Terbaru Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) ikut merespon cepat dan memproses indikasi pelanggaran pada tender Proyek RSPTN Unila. 

KPPU dalam fungsinya memiliki banyak peran, diantaranya penegakan hukum, pengawasan kemitraan dan advokasi. Kepala Kantor Wilayah II Lampung Wahyu Bekti Anggoro dalam keterangannya kepada media mengatakan persoalan ini sudah diketahui dan telah berproses di KPPU. 

“KPPU yang berwenang dalam melakukan penyelidikan atau pengumpulan alat bukti sebagai bahan pemeriksaan yang memutuskan atau tidaknya mengenai praktek monopoli dan juga kerugian di pihak pelaku usaha lain maupun di masyarakat, hingga menjatuhkan sanksi," ucap Wahyu.

KPPU sudah memanggil Pimpinan cabang PT MAM Lampung Tedi Huda, dalam panggilannya PT MAM diminta untuk melengkapi berkas laporan dan alat bukti sebagai kelengkapan yang diperlukan oleh KPPU Lampung.

 “Pemanggilan ini terkait perkara tender RSPTN Unila, pemanggilan ini sifatnya masih dalam klarifikasi mendetailkan item peritem laporan kita untuk alat bukti,” kata Tedi saat diwawancarai media, Jumat (22/03).

Tedi Huda juga mengungkapkan pihaknya siap menghadirkan saksi kunci yang mengetahui dan hadir dalam foto pertemuan Rektor unila selaku KPA Proyek RSPTN dengan peserta lelang di salah satu hotel berbintang di kota Bandar lampung. 

 “Saksi itu akan siap buka-bukaan hasil pembicaraan pertemuan Rektor Unila dan PT. NK. Bukti sudah disiapkan, baik rekaman maupun lainnya,” kata Pimpinan cabang PT MAM itu.

Sementara, Sumber dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) menyayangkan adanya pertemuan Rektor dan staf dari peserta lelang yang dimenangkan dan terdokumentasi dalam sebuah foto. 

Menurut sumber media ini yang enggan dikutip namanya itu, Apapun bentuk dan dalihnya, pertemuan dalam foto antara kuasa pengguna anggaran proyek dan calon peserta lelang tetap tidak bisa dibenarkan. 

“Meski kita tidak tahu saat pertemuan itu pembahasan apa yang dilakukan mereka. Tetapi tetap tidak etis, apalagi foto pertemuan tersebut sudah beredar luas, ” ungkap sumber LKPP ini.

Sementara itu, Rektor Unila Lusmeilia enggan memberikan keterangan terkait hal ini. 

"Siapa saksi utama? silakan Bapak kalau ada pertanyaan ke humas saja Nt di jawab dengan humas saya.  Terimakasih, " jawabnya singkat melalui pesan whatsapp.  (red) 

Post A Comment: