Tanggamus--"Bencana alama itu ada dua jenis, yakni bencana alam yang tidak diketahui atau tidak terprediksi kapan terjadi seperti gempa bumi, tanah bergerak (likuifiksi) dan tsunami. Ada juga bencana alam yang disebabkan oleh manusia, yaitu banjir. Dimana kurang sadar akan kebersihan dan menjaga lingkungan," ujar Bupati Tanggamus Hj. Dewi Handajani saat menghadiri kegiatan simulasi tanggap bencana di SDN 3 Kapuran, Kelurahan Pasar Madang, Kota Agung belum lama ini.

Bunda juga (Sapaan akrab beliau) menjelaskan, Kesadaran akan menjaga lingkungan tempat tinggal bersih yakni salah satunya dengan sadar untuk tidak membuang sampah dialiran sungai adalah tindakan pencegahan musibah banjir bandang. Dengan demikian maka akan terhindar oleh bencana banjir bandang, terutama disaat musim penghujan seperti sekarang ini.

"Kepedulian lingkungan itu sangat patut kita sadari. Karena dengan menjadikan pola hidup yang bersih, maka insya Allah tidak akan terkena dampak bencana banjir dan juga terhindar dari jangkauan virus yang menyebabkan tubuh menjadi sakit," kata Bunda.

Dalam kunjungannya ke sekolah dasar yang terletak diperkampungan nelayan tersebut. Istri dari mantan Bupati Tanggamus Bambang Kurniawan ini juga memberikan apresiasi terhadap SDN tersebut dan anggota Desa tanggap bencana (Destana) yang sudah menggelar kegiatan simulasi tanggap bencana dengan menggandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanggamus sebagai moderator dari pelaksanaan kegiatan tersebut.

Karena menurut orang nomor satu di Kabupaten berjuluk Bumi Begawi Jejama ini, simulasi bencana adalah sebuah edukasi kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana yang nantinya bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Dan ini perlu ditanamkan bukan hanya bagi para orang tua semata. Akan tetapi tanamkan siap siaga bencana sejak dini terhadap anak anak.

"Nah dalam hal menghadapi bencana juga kita tidak boleh panik, memang tidak dipungkiri jika dalam kondisi bencana itu pasti kita akan panik. Akan tetap jika kita tahu akan cara menanggulanginya, akan mengurangi kepanikan. Karena dengan bersikap panik, kita tidak akan bisa berbuat apa apa, malah nantinya berbahaya bagi kita sendiri" tegasnya.

Mengenai Destana, Bunda Dewi berharap kedepan akan ada disetiap pekon relawan relawan terutama yang berada di wilayah yang memiliki potensi tinggi terjadi bencana."kepada kepala pekon yang memiliki wilayah berpotensi tinggi terjadi bencana dapat membentuk relawan Destana di pekonnya. Dan memang harus dibentuk disetiap pekon tersebut karena ini adalah bentuk kepedulian bersama terhadap keselamatan masyarakat Kabupaten Tanggamus," pungkasnya.

Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanggamus, Romas Yadi, mengatakan bahwa kegiatan tersebut bertujuan agar masyarakat selalu tanggap dalam menyikapi tanda-tanda akan adanya bencana dan mengarahkan masyarakat untuk dievakuasi di tempat titik aman.

Kegiatan ini juga melibatkan relawan-relawan DESTANA dari Kelurahan Baros dan Pasar Madang."Dengan adanya pelatihan ini masyarakat dan anak-anak akan mendapatkan ilmu terkait penyelamatan diri jika bencana terjadi, dan insyaallah kedepan akan sering diadakan simulasi seperti ini," ujar Romas.(Yusuf/Agus)

Post A Comment: